Jurusan Pendidikan Bahasa, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) kembali menyelenggarakan Program Pengenalan dan Pengelolaan Pembelajaran (P4). P4 merupakan mata kuliah yang menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari. Pada hari Senin (8/Juli/2019), Pembekalan P4 ini diadakan di 3 tempat berbeda sesuai dengan prodi pendidikan yang ada. Masing-masing program studi menghadirkan guru-guru sesuai bidang studi sebagai pembicara yang memberikan paparan tentang kurikulum, profesi guru, dan etika profesi.
Pembekalan P4 untuk mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris diadakan di Aula FIB A lantai 2. Bertindak sebagai pembicara adalah Agus Supriyadi, S.Pd, guru bahasa Inggris di SMKN 5 Malang. Agus banyak memberikan informasi kepada para mahasiswa peserta pembekalan tentang pembelajaran bahasa Inggris di sekolah menengah dan juga tentang etika profesi guru. “Guru adalah sebuah profesi yang menjadi panutan. Sampai murid lulus pun, mereka masih mengingat kita karena tugas kita tidak hanya sebagai guru, tetapi juga pengayom bagi mereka,” jelas Agus yang juga merupakan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum di SMKN 5 Malang.
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia menghadirkan Yusetisa, S.Pd, guru bahasa Indonesia SMAN 2 Batu sebagai pembicara. Bertempat di Aula FIB B lantai 2, Yusetisa juga memberikan pandangan yang sama tentang profesi guru. “Jadi guru adalah profesi pencetak profesi meskipun dia tidak berjubah merah seperti Superman. Profesi apapun ada di dunia ini karena guru,” katanya. Yusetisa menjelaskan pula bagaimana strategi mengelola kelas berbasis UKBM, khususnya di era milenial. “Hal ini perlu kita lakukan karena murid di jaman milenial ini mendapatkan paparan dari banyak hal, terutama teknologi,” jelas. Yusetisa sendiri memiliki gaya dan taktik mengajar yang milenial sehingga membuat murid-muridnya menjadikannya sebagai guru favorit.
Sementara pembekalan P4 untuk mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang dilaksanakan di ruang 2.5 FIB B dengan pemateri Imad, SS, guru bahasa Jepang SMAN 1 Pandaan. Ia membagikan pengalaman dan juga pandangannya tentang profesi guru. “Guru harus bisa menjadi pengajar yang menarik perhatian para siswa. Tidak hanya berpenampilan baik dan menarik, tetapi juga beraura positif, percaya diri, serta mampu menguasai dan membangun suasana kelas. Semua itu karena guru adalah seorang panutan yang berada di garis depan,” kata Imad. Hal ini perlu dilakukan karena guru tidak hanya sebagai pengajar dan pendidik, tetapi juga sebagai motivator dan penggerak.
Tidak hanya memberikan materi tentang profesi guru dan etika profesi, mereka bertiga juga menjelaskan tentang kurikulum yang dipakai di sekolah menengah. Kurikulum yang disinggung termasuk kurikulum 2013 dan UKBM. Dijelaskan pula komponen-komponen yang ada di RPP dan soal-soal yang menggunakan HOTS (Higher Order Thinking Skill). (AG)