Kampus Mengajar sebagai Wadah Pengembangan Diri serta Wujud Kontribusi untuk Negeri

Kampus Mengajar merupakan salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang membuka kesempatan mahasiswa untuk belajar di luar kelas. Kampus Mengajar melatih keterampilan mahasiswa agar mahasiswa memiliki beberapa keterampilan dan kemampuan dalam menjadi mitra guru dan sekolah. Peran mahasiswa diperlukan dalam mengembangkan model pembelajaran dan menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Kontribusi mahasiswa diharapkan mampu menguatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa. Mengingat, masalah literasi dan numerasi di Indonesia berada di peringkat bawah. Maka dari itu, diperlukan inovasi pengembangan pendidikan yang melibatkan mahasiswa secara langsung guna meningkatkan kualitas literasi dan numerasi. Program Kampus Mengajar dapat menjadi wadah bagi mahasiswa dalam mengimplementasikan keahlian dan ilmu pengetahuan mereka dalam berkontribusi membantu satuan pendidikan dasar. Program Kampus Mengajar dapat diikuti oleh mahasiwa dari semua perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Mahasiswa akan ditempatkan di sekolah sasaran program di seluruh Indonesia sebagai upaya dalam membantu peningkatan literasi dan numerasi di tingkat pendidikan dasar. Mahasiswa yang lolos seleksi akan ditugaskan di seluruh wilayah Indonesia yang disesuaikan dengan wilayah domisili pendaftar di laman MBKM.

Program Kampus Mengajar memiliki beberapa benefit bagi teman-teman mahasiswa, di antaranya adalah memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk turut berkontribusi sebagai salah satu agen perubahan pendidikan Indonesia. Kemudian, mahasiswa juga dapat menjadi mitra guru guna mengembangkan inovasi dalam pembelajaran termasuk pengembangan pembelajaran literasi dan numerasi, menjadikan pembelajaran lebih kreatif dan inovatif, serta menyelaraskan perkembangan pembelajaran dengan teknologi. Mahasiswa nantinya akan mengasah keterampilan, kemampuan, keahlian yang mereka miliki serta empati sosial (berpikir kritis, pemecahan masalah, manajemen kelompok, jiwa kepemimpinan, kreativitas, serta komunikasi). Dilansir dari web Kemendikbud.go.id memaparkan bahwa program Kampus Mengajar akan memberikan konversi 20 SKS, bantuan biaya hidup bulanan, dan bantuan dana UKT kepada mahasiswa.

Program Kampus Mengajar dapat diikuti oleh semua mahasiswa dengan syarat mahasiswa dari seluruh Indonesia, mahasiswa aktif program studi S1/D4/D3 yang terakreditasi pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah naungan Kemendikbudristek, mahasiswa berada di minimal semester 4 (empat) pada saat pendaftaran program, memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.00, belum pernah ditetapkan sebagai peserta program Kampus Mengajar angkatan sebelumnya, data mahasiswa terdaftar di PDDikti dan memiliki kesesuaian antara nama di PDDikti dengan nama di KTP. Kemudian, ada beberapa dokumen yang harus dilengkapi oleh mahasiswa, di antaranya, yakni surat pakta integritas, transkrip nilai dengan IPK minimal 3.00, surat rekomendasi, surat izin orang tua, surat keterangan sehat, sertifikat pengalaman organisasi (opsional). Setelah itu akan ada seleksi-seleksi, seperti seleksi pemberkasan, tes literasi numerasi, dan lain-lain.

Beberapa mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berkesempatan mengikuti Program MBKM Kampus Mengajar, yakni Asri Kamila Ramadhani dan Ivan Listyawan. Asri Kamila Ramadhani memaparkan motivasinya dalam mengikuti Kampus Mengajar, yaitu ingin menambah pengalaman dalam mengikuti program MBKM serta memanfaatkan program Kampus Mengajar sebagai wadah untuk mengajar anak-anak. Ia menyatakan bahwa peran Kampus Mengajar sangat penting karena membantunya dalam menghadapi permasalahan-permasalahan terkait program pembelajaran. Ia menyatakan bahwa banyak guru yang memerlukan bantuan dari mahasiswa, terutama dalam penyesuaian teknologi dengan sistem pendidikan. Ia ditugaskan di salah satu satuan pendidikan dasar di Klaten. Kemudian, salah satu manfaat yang diperoleh adalah ia menjadi lebih paham dan sadar bahwa dunia pendidikan masih belum merata dan masih banyak yang harus dibenahi. Selain itu, program kampus Mengajar membuatnya keluar dari zona nyaman dengan belajar problem solving secara bersama-sama dalam suatu tim.

Asri Kamila Ramadhani sangat senang dapat mengikuti program Kampus Mengajar karena dibalik pengalamannya dalam mengajar, ia juga berkesempatan belajar. Belajar dari lingkungan sekelilingnya, belajar memahami anak-anak, dan belajar mengelola perasaan dan diri ketika berhadapan dengan anak-anak. Ia menyadari bahwa mengajar merupakan panggilan hati. Ia senang dapat membantu anak-anak serta melihat antusiasme anak-anak dalam belajar. Baginya bertemu dengan anak-anak merupakan sebaik-baiknya obat. Ia juga memaparkan bahwa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sangat mendukung dalam membantu proses pengarahan mahasiswa mulai dari proses pendaftaran, proses kelengkapan berkas, hingga proses konversi nilai. Asri Kamila Ramadhani mengungkapkan rasa syukurnya karena mendapat dukungan dan bantuan penuh dari prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Ivan Listyawan juga turut mengikuti program Kampus Mengajar. Ia ingin mendapatkan pengalaman mengajar karena ia berada dalam jurusan pendidikan. Ia ditempatkan di salah satu SMP di Kabupaten Karanganyar. Ia termotivasi untuk memberikan dampak bagi peningkatan sistem pembelajaran, terutama dalam bidang literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi. Ia bersyukur karena mendapat sambutan yang hangat dari kepala sekolah, guru-guru, dan siswa-siswa di sekolah tersebut. Program Kampus Mengajar membuatnya belajar dalam menghadapi masalah-masalah siswa, terutama masalah mengenai kedisiplinan siswa. Melalui program Kampus mengajar, ia mendapatkan teman-teman baru serta pengalaman bekerja dalam suatu tim. Kemudian, ia juga mendapat banyak pengalaman secara langsung dari guru-guru di sekolah tersebut. Ivan Listyawan juga merasa senang dapat mengenal siswa lebih dekat membantu sekolah dalam meningkatkan mutu dan kualitasnya. Ia juga berpesan semoga kegiatan Kampus Mengajar ini bisa dimaksimalkan bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensj dan memberi kontribusi bagi pihak sekolah.

Bapak Maulfi Syaiful Rizal, M.Pd. selaku Ketua Lembaga Pengembangan Mahasiswa dan Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menyatakan bahwa Program Kampus Mengajar sangat bermanfaat bagi mahasiswa, terlebih bagi mahasiswa jurusan pendidikan. Hal ini dikarenakan mahasiswa akan menjalani program- program yang direncanakan untuk membantu permasalahan di sekolah tersebut selama satu semester. Mahasiswa dapat terjun secara langsung dalam membantu pengembangan pendidikan di Indonesia, misalnya mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan emosi, bahasa, dan kognitif anak. Mahasiswa juga akan mendapat pengalaman dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dalam dunia belajar sehingga nantinya mereka bisa belajar dari pengalaman-pengalaman tersebut. Kemudian, Program Kampus Mengajar dapat meningkatkan softskill dari mahasiswa. Maka dari itu, Bapak Maulfi Syaiful Rizal mengharapkan program Kampus Mengajar dapat digunakan mahasiswa sebagai wadah mengembangkan diri mahasiswa. Terlebih lagi, prodi sangat mendukung kegiatan MBKM untuk mahasiswa agar nantinya mahasiswa dapat mendapat pengalaman, memperluas jejaring relasi, serta meningkatkan softskill. Beliau berharap mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dapat berkontribusi secara aktif dalam program MBKM karena prodi selalu membantu, memfasilitasi, mendampingi, dan menyiapkan mata kuliah konversi. Nah, jadi mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tidak perlu khawatir lagi karena prodi siap mendampingi mahasiswa dalam berproses serta berkontribusi bagi negeri melalui Program Kampus Mengajar.

Sumber: https://pusatinformasi.kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/6414562035353-Manfaat-Program-Kampus-Mengajar\

Sumber: Asri Kamila Ramadhani
Pelaksanaan Kampus Mengajar
Sumber: Asri Kamila Ramadhani
Pelaksanaan kampus Mengajar
Sumber: Ivan Listyawan
Pealaksanaan Kampus Mengajar
Sumber: Ivan Listyawan
Pelaksanaan Kampus Mengajar
Scroll to top