Pentas Budaya Brawijaya 2024 (PBB 2024) adalah acara yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Diksasindo) untuk Mahasiswa Baru Diksasindo dan masyarakat umum. Acara ini bertujuan meningkatkan apresiasi terhadap seni dan budaya lokal maupun nasional di kalangan mahasiswa dan masyarakat. PBB 2024 menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengekspresikan bakat dan kreativitas mereka dalam musik, drama, puisi, dan tari; sekaligus memupuk solidaritas serta kerja sama antar mahasiswa Diksasindo. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat mendidik mahasiswa melalui nilai-nilai kehidupan yang tersirat dalam pementasan seni dan budaya, serta melestarikan seni tradisional agar tetap dikenal dan dicintai generasi muda. Pentas Budaya Brawijaya 2024 dilaksanakan di Gedung Kesenian Gajayana, Jl. Nusakambangan, Kasin, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Pementasan ini dihadiri langsung oleh para tamu undangan, terkhusus dosen dan masyarakat umum, serta pihak sponsor yang ikut memeriahkan berlangsungnya acara ini. Pentas Budaya Brawijaya 2024 menghadirkan empat pertunjukan yang tidak kalah luar biasa.
Sebagai pembuka Pentas Budaya Brawijaya 2024, Tari Bapang tampil sebagai agenda pertama untuk menyambut dan membuka pementasan dengan koreografer Nila. Tari Bapang Malang adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Malang, Jawa Timur, yang kaya akan nilai budaya dan sejarah. Tarian ini terinspirasi dari sosok tokoh Bapang dalam kesenian wayang topeng Malang, yang biasanya digambarkan sebagai karakter yang penuh semangat, dinamis, dan berwibawa. Dengan gerakan yang tegas, ritmis, dan penuh energi, Tari Bapang mencerminkan kekuatan serta keindahan budaya lokal. Tarian ini tidak hanya menampilkan keindahan seni gerak, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya yang menjadi identitas lokal, sekaligus memberikan kesan yang mendalam bagi para penonton di awal acara. Tujuan menampilkan Tari Bapang adalah untuk melestarikan budaya lokal dan menjaga eksistensi seni tradisional khas Malang agar tetap dikenal di tengah arus modernisasi. Selain itu, pementasan ini bertujuan menghormati tradisi dan sejarah yang melekat pada Tari Bapang, membangkitkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya lokal, serta menyuguhkan hiburan yang kaya makna kepada penonton.
Pementasan kedua dari Pentas Budaya Brawijaya adalah sebuah pertunjukan drama musikal yang berjudul “Nafsu Dibalik Jas Biru” yang disutradarai oleh Sarah dengan asisten sutradara Reflika. Sendratasik ini menceritakan tentang sebuah ketidakadilan. Naufal sebagai tokoh utama yang gila akan harta, tahta, dan wanita sehingga ia juga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang ia mau. Pesan utama dari drama musikal ini menjelaskan bahwa harta bukanlah segalanya, dan tahta bukan hanya sekedar amanah di pundak atau kepala namun juga hakikat, martabat, dan etika, serta wanita bukanlah sekedar pemuas semata namun orang yang akan selalu ada dalam keadaan jatuh.
Panggung beralih ke penampilan ketiga yaitu teatrikal dengan judul “Hal-hal Ini Terjadi” yang disutradarai oleh Ega dengan asisten sutradara Nasya. Penampilan teatrikal ini terinspirasi dari salah satu lagu karya musisi Jogja, yaitu FSTVLST. Teatrikal yang ditampilkan menggambarkan realita sosial masa kini, di mana banyak orang mulai meninggalkan proses yang seharusnya dilalui secara bertahap. Semua berlomba-lomba mengejar kecepatan, sering kali mengabaikan pentingnya perjalanan dan pembelajaran di setiap langkah. Pesan utama dari pementasan ini adalah pengingat bahwa melalui proses yang tekun dan sabar, kita dapat mencapai kualitas yang lebih baik dan bermakna.
Sebagai puncak pementasan Pentas Budaya Brawijaya 2024 yaitu pementasan Sendratasik (Seni, Drama, Tari, dan Musik). Puncak pementasan dari Pentas Budaya Brawijaya ini mengangkat kekerasan seksual. Tema ini direpresentasikan melalui Sendratasik dengan judul “Jalan Pintas” yang disutradari oleh Abizar dengan asisten sutradara Fariha. Pementasan ini berlatar di sebuah kos yang memiliki penghuni dengan latar belakang yang berbeda. Tokoh Dila seorang mahasiswi semester akhir harus menghadapi beratnya perkuliahan dengan minim ekonomi, yang hidup di kos berdampingan dengan tokoh Eva, seorang wanita bayaran yang juga menghadapi kerasnya kehidupan, serta sepasang suami istri penghuni kos lainnya, yaitu Bagus, suami yang sering melakukan kekerasan rumah tangga kepada istrinya yaitu Dewi. Sendratasik ini mengingatkan bahwa di tengah gelapnya kehidupan, kekuatan terbesar adalah bertahan. Meski terasa mustahil, setiap jiwa berhak menemukan harapan dan cahaya di ujung perjalanan.
Pentas Budaya Brawijaya 2024 ini juga dimeriahkan oleh iringan musik tradisional yaitu gamelan yang dimainkan langsung oleh mahasiswa Diksasindo, Universitas Brawijaya dengan komposer Kelvin. Tidak hanya itu, terdapat pula Tari kontemporer dengan koreografer Iva, musik modern dengan Rendi sebagai komposer dan vokal yang dilatih oleh Yudia dan Sherly, yang ikut memeriahkan setiap pementasannya.
Pentas Budaya Brawijaya 2024, dikemas langsung oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mulai dari tim produksi hingga tim pengkaryaan. Pentas Budaya Brawijaya dipimpin oleh pimpinan produksi yaitu Ryan dan wakil pimpinan produksi Alfadri. Pentas Budaya Brawijaya ini diharapkan dapat mendidik mahasiswa melalui nilai-nilai kehidupan yang tersirat dalam pementasan seni dan budaya, serta melestarikan seni tradisional agar tetap dikenal dan dicintai generasi muda.
Apresiasi sebesar-besarnya disampaikan kepada seluruh pihak yang ikut membantu terselenggarakannya Pentas Budaya Brawijaya 2024.
Steering Committe: Grace, Aulivia, Lely
Pimpinan Produksi: Ryan
Wakil Pimpinan Produksi : Alfadri
Sutradara: Abizar, Astrada: Fariha
TIM PENGKARYAAN
Lighting: Arsya
Setting: Alan, Ipang
Make up: Nanda, Atha, Nafisah, Greta, Caca, Amel, Natasya, Puspita dengan koordinator Nevada.
Kostum: Zarnita, Cleo, Putri, Fidya, Richa, Lisdha, Mardziyatul, Amna, Intan, Hilda, Aini, Novi, Bintan dengan koordinator Anna dan wakil koordinator Firdha
Stage Manager: Haikal, Zizou
PELAKU PANGGUNG
Musik Modern: Tasya, Harir, Laila oleh komposer Rendy
Musik Gamelan: Bunga, Eva, Chindy, Nabila oleh komposer Kelfin
Vokal: Trapy, Aghisna, Azka, Jelita, Juandro oleh pelatih vokal Sherly dan Yudia
Penampil tari bapang: Sofi, Arlyvia, Sri, Rahayu, Naura, Rinta, Refa, Karunia, Iqmal, Najma, Aisyah, Dini, dengan koreografer Nila
Penampil drama musikal: Noufal, Fathir, Nathan, Birul, Aisyah, Salma, Rima, Zahra, Legyna yang disutradarai oleh Sarah dengan asisten sutradara Reflika
Teatrikal: Zaidan, Karima, Mutiara, Kavika, Shadira, Yuniska, Dhenissa, Fatina, Intan, Adini, Abiel, Nazwa, Nabila, Aninda, Richa, Avanti, Mufidah, Ilma, Faiza, Puji, Rizka, Nadila, Oktavia, Diva, Yunita, Desy, Amanda, Titta, Diana, Annindya, Khilfah, Hanin, yang disutradarai oleh Ega dengan asisten sutradara Nasya
Penampil sendratasik
Aktor: Davina, Muklis, Hayya, Putri, Andreas, Afrina, Shelly
Tari Kontemporer: Nazwa, Afnan, Jamilah, Nabilah, Zahwa, Vanesa, Ulya, Ribyzatul, Lidya, Imelda, Falya, Rhea, Maritza, Chelsea dengan koreografer Iva
TIM PRODUKSI
SEKRETARIS: Vica, Donna
BENDAHARA: Anna, Sherly
TICKETING: Inna, Asfa, Sayyidah, Dhian, dengan koordinator Vica, dan diwakili oleh Donna
ACARA: Yafi, Agam, Nafisah, Nila, dengan koordinator Qonita, dan wakil koordinator Neo
HUMAS: Nafisah, Dery, Atha, Asha, Karen, Wanda dengan koordinator Emerita, dan wakil koordinator Alifi
KWU: Zarnita, Firdha, Dhian, Sayyidah, Atika dengan koordinator Shofi dan wakil koordinator Sabila
ADVISOR: Yudia, Ayesha, Ira, Najwa, Chika, Hayya, Nakeisya, Ayu, Angga, Bagus, Lila, Stevanie, Gabrielle, Asa dengan koordinator Putri, dan wakil koordinator Mirza
PERKAP: Erlangga, Ahsan, Kayla, Cindy, Ladya, Ama, Nur, Janu, Mueng, Taufiqur, Riki, Arifin, Bima, Bimo dengan koordinator Alan dan wakil koordinator Irfan
PDD: Zahra, Della, Habibah, Kayla, Amelia, dengan koordinator Yanuar, dan wakil koordinator Bella
KONKES: Intan, Parahita, Sekar, Naufal, Ghaitsa, dengan koordinator Nisa, dan wakil koordinator Amel
SPONSORSHIP: Irma, Jessica, Elsa, dengan koordinator Dania, dan wakil koordinator Azhara