Bedah Buku “Mantra Kidung Jawa: Mengurai yang Lingual Hingga Trasedental”

Dalam rangka acara diskusi bulanan yang rutin dilaksanakan oleh Self-Access Center (SAC) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Univesitas Brawijaya (UB) mengadakan acara rutin diskusi bulanan yaitu bedah buku  “Mantra Kidung Jawa: Mengurai yang Lingual hingga Transendental” karya Wahyu Widodo, M.Hum, dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FIB UB. Acara yang diadakan pada hari Jum’at 5 April 2019 di ruang SAC 1.1 ini dimulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Acara ini juga dihadiri oleh Hatib Abdul Kadir, Ph.D., dosen Prodi Antropologi FIB UB, Dr. Mohammad Anas, M.Phil, dosen S2 Sosiologi FISIP UB serta Muhammad Rozin, M.A, selaku ketua SAC FIB UB.

Terdapat beberapa sesi pada acara ini, diantaranya pembukaan oleh ketua SAC, pemaparan materi buku yang dijabarkan langsung oleh penulis yaitu Wahyu Widodo, M.Hum, tanggapan terhadap isi buku (review) yang disampaikan oleh Hatib Abdul Kadir, Ph.D. dan Dr. Mohammad Anas, M.Phil, serta diskusi dan tanya jawab.

Wahyu Widodo, M.Hum mengatakan bahwa latar belakang pembuatan buku ini adalah hasil master thesis beliau saat mengenyam pendidikan S2 di Universitas Negeri Semarang. “Pada buku Mantra Kidung Jawa banyak mengandung huruf Kawi, Sansekerta dan bentuk jawa kuno karena terdapat 12 mantra kidung jawa dan diterjemahkan supaya dapat dibaca oleh anak-anak generasi modern dan bagaimana mantra kidung Jawa diaplikasikan dalam praktis kehidupan sehari-hari,“ ungkapnya. Beliau juga memberi pemaparan yang lebih detail mengenai buku tersebut di tiga channel video diantaranya channel UB TV, akun Youtube UB TV serta di channel Youtube miliknya.

Acara dilanjutkan dengan tanggapan tentang isi buku oleh Hatib Abdul Kadir, Ph.D. dan Dr. Mohammad Anas, M.Phil. Hatib Abdul Kadir, Ph.D. mengatakan bahwa buku ini menyediakan sebuah refleksi keislaman pada hari ini yang mana setiap orang ingin mempelajari agama melalui akses yang sangat beragam. “Buku ini juga penting untuk dibaca khususnya untuk teman-teman yang tertarik pada studi Jawa, studi antropologi linguistik, studi linguistik itu sendiri dan keagamaan,” imbuhnya. Sedangkan Dr.Mohammad Anas, M.Phil memaparkan bahwa buku ini adalah suatu bukti nyata bahwa agama dan budaya sebagai instrumen ke dalam hal-hal yang bersifat transedental.

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta mahasiswa dari Prodi Antropologi FIB UB. Diskusi dan tanya jawab juga cukup aktif dilakukan, seperti Aprilia, mahasiswa Prodi Antropologi bertanya tentang kaitan fenomena saat ini yang menggunakan mantra untuk menarik pelanggan seperti dalam bidang pengobatan tradisional serta bagaimana keotentikan mantra itu dapat berubah.

Setelah diskusi, acara ditutup oleh ketua SAC FIB UB. “Semoga acara seperti ini dapat terus dipertahankan guna untuk kepentingan pendidikan dalam memajukan ilmu pengetahuan lewat berbagi diskusi bedah buku sehingga akan memperkaya informasi tentang kajian budaya dan Bahasa karena erat kaitannya dengan bidang kajian FIB itu sendiri,” ungkapnya. (YI/DT/MSH/PSIK FIB)

Scroll to top